Sunday, October 03, 2010
Sopir Tramco
Sebenarnya, catatan mengenai seorang sopir tramco (semacam angkutan umum) ini sudah ada diangan-angan sejak beberapa waktu, sejak saya menemukan pengalaman ini. Akan tetapi, saya tidak memungkiri, kemalasan untuk mengolah kata dan merangkainya menjadi sebuah catatan kecil semacam ini selalu saja menjadi penghalang untuk sekedar memberi peluang pada kata untuk terkembang, menjadi sebuah pelajaran.

Saya sudah lupa kapan tepatnya dan ke mana tujuan saya. Tapi saya ingat jelas seperti apa. Waktu itu saya ingin berpergian, sendirian. Sekali lagi saya lupa kapan dan akan ke mana. Yang jelas, saya naik tramco yang masih kosong, sendirian sebagai penumpang, berdua dengan si sopir. Sejak saya naik, saya sendirian. Sopir itu terus saja berteriak, meneriakkan jurusan tramco tersebut ke mana. Saya lupa. Jalanan masih sangat sepi, benar-benar sepi sementara tidak hanya satu dua tramco yang juga beroperasi. Si sopir seakan tidak peduli pada jalanan yang sepi, terus saja dia berteriak lantang, meneriakkan jurusan tramco akan ke mana. Dalam hati, saya merasa kasihan.

Karena sudah separuh tujuan, tramco hanya berisi saya sendiri, tidak ada penumpang lain. Tapi tetap saja, si sopir tidak berhenti berteriak, terus saja meneriakkan tujuan ke mana tanpa peduli jalanan kota yang senyap, sepi seperti tak berpenghuni. Setelah berapa itu, berangsur-angsur ada penumpang yang naik. Pertama-tama seorang ibu dan anak-anaknya hingga pada akhirnya tramco penuh menjelang saya turun di tempat tujuan. Kalau tidak salah ingat, di lapangan untuk latihan bola.

Saya jadi merasa kasihan, terharu, salut dan bangga pada si sopir tadi. Jika selama ini saya hanya menilai bahwa sopir tramco itu arogan, tidak tahu aturan dan tidak karuan, maka pagi itu saya sedikit mengubah pandangan saya. Ada seorang sopir yang tidak mengenal lelah, tidak mau menyerah karena saya yakin dia punya sebuah keyakinan; bahwa tidak ada usaha yang berakhir sia-sia.

Yah, ketika kita mau sedikit saja menggunakan kepekaan kita, sepertinya kita bisa mengambil pelajaran dari apapun juga, termasuk seorang sopir tramco yang selama ini terkenal ugal-ugalan dan tidak karuan. Selalu ada dua sisi berbeda dalam segala hal.



 
posted by elchecago at 9:59 PM | Permalink |


0 Comments: