Monday, September 15, 2008
Catatan Ramadhan ;
bisakah dua kepentingan itu kita sejalankan...?
Puasa, sebagaimana yang saya ketahui sejak kecil, merupakan bulan di mana orang-orang berlomba-lomba meningkatkan kebaikan dan amal ibadahnya. Di mana-mana seperti itu yang saya dapati; di rumah, sekolah, sampai ke Mesir ini. Di rumah adalah tempat yang paling mencolok tentang perubahan tersebut; kalau biasanya keluarga hanya tadarus Al Qur'an sehabis maghrib, maka ketika puasa setelah sholat lima waktu semuanya bertadarus ria.

Ya, bagi saya, silahkan saja berlomba-lomba meningkatkan ibadah kepada-Nya. Tidak ada yang salah dengan itu. Hanya saja saya ingatkan, jangan lupakan bahwa kita hidup di dunia, jadi jangan sekali-kali melupakan urusan dunia kita. Tidak, saya tidak menyuruh anda mementingkan urusan dunia, hanya saya mengingatkan jangan melupakan urusan dunia.

Sekedar berbagi pengalaman saja dengan apa yang saya alami kurang dari seminggu ini. Dua hari lalu, hari minggu kemarin, teman saya kehilangan HP di sekretariat KSW dan pelakunya orang Mesir. Waktu itu kebetulan saya tidak ada di sekretariat, saya datang ke sana setelah Isya. Ketika saya datang, teman saya sedang berbicara dengan nada tinggi di Hp dan memakai bahasa Arab. Saya langsung berpikir kalau ada orang Mesir iseng dan teman saya marah-marah. Saya tanya, ternyata dia kehilangan Hp yang baru beberapa bulan dia beli. Lalu saya tanya kronologinya seperti apa. Dia bilang;

Waktu menjelang maghrib, yang ada di sekretarit dua orang; Munir dan Amar. Lalu ada orang Mesir datang mencari seseorang. Munir katakan yang dicari tidak ada. Lalu, dia katakan belum berbuka dan Munir ke dapur mengambil air putih seperti yang diminta. Ketika ke depan, ternyata orang Mesir sudah ada di dalam sekretariat, di depan meja sekretariat. Waktu itu Amar sedang mere-charge Hp di depan kamar dan dia duduk di kursi yang ada beberapa meter di depan meja sambil membaca Al Qur'an dengan khusyu' sampai-sampai tidak menyadari kedatangan orang Mesir di dalam sekretariat. Tidak ada yang curiga dengan keadaan tersebut, semua berjalan normal. Setelah tarawih pun, Amar masih belum curiga kalau Hp dia hilang dicuri orang yang datang karena ketika dimiscall masih masuk. Mungkin dibawa Munir, pikirnya. Ketika Munir datang, ternyata Hp tidak dia bawa. Baru setelah itu dia menyadari kalau Hpnya telah raib ketika dia seang membaca Al Qur'an sewaktu maghrib tadi.

Kejadian kedua, baru terjadi semalam. Waktu itu aula dipakai untuk silaturrahmi. Yang datang rata-rata berkeluarga. Banyak yang sudah mempunyai anak. Dan rata-rata anak kecil, mereka pasti merasa bosan kalau harus mengikuti ritual acara orang tua; mereka lebih senang bermain dan berlarian. Saat acara hampir selesai, terdengar ada sedikit keributan, tepatnay kepanikan. Setelah saya tanya, ternyata ada salah satu anak yang berusia 3,6 tahun tidak ada di aula...!!! Lalu saya coba mencari di area penginapan, hasilnya nihil. Saya ke atas, ke lantai sebelas lewat lift dan turun menyusuri tangga, hasilnya nihil juga. Dicari di sekitar gedung juga nihil, semua panik. Lalu salah satu yang datang di acara menyerahkan foto anak tersebut, lalu kami print dan akan sebarkan ke orang-orang Mesir. Begitu salah satu dari peserta acara keluar membawa print tersebut, ternyata ada kabar gembira dan melegakan; anak 'hilang' tersebut ditemukan. Ternyata dia ikut bus jemputan KBRI yang holat tarawih di masjid SIC...!!!. Alhamdulillah, anak tersebut tidak hilang.

Lalu, apa benang merah yang ingin saya simpulkan dari kedua kasus tersebut...? Mungkin anda sendiri sudah punya jawabannya. Ya, saya hanya ingin katakan, silahkan anda beribadah, tapi jangan lupakan bahwa anda hidup di dunia. Tidak mungkin anda dapat melepaskan urusan dunia begtu saja. Ketika teman saya yang sedang membaca Al Qur'an dengan khusyu', jelas dia tidak salah. Tapi lagi-lagi, kita hidup di dunia. Ketika dia tidak memperhatikan orang Mesir yang nyelonong masuk ke sekretariat, ternyata berakibat hilangnya Hp dia.

Lalu pada kasus kedua, siapa yang akan menyalahkan silaturrahim...?? Saya katakan tidak ada. Tapi, ketika orang yang silaturrahim tadi tiadk memperhatikan gerak-gerik anaknya, ke mana dia berlarian, hasilnya adalah sebuah kepanikan. Orang tua mana yang tidak panik mengetahui keberadaan anaknya tidak diketahui oleh orang-orang yang ada pada saat itu...?. Lagi-lagi saya hanya ingin katakan; silahkan berlomba-lomba dalam kebaikan akhirat, tapi jangan sekali-kali melupakan dunia sepenuhnya.

Saya hanya sekedar berbagi pengalaman saja, semoga ada pelajaran yang bisa kita petik sama-sama. Mohon diingat; ini hanya sebagian kecil kejadian yang saya alami, jangan dipukul rata.
 
posted by elchecago at 5:54 PM | Permalink | 1 comments
Friday, September 12, 2008
Nafas Hidup Anak Manusia
Pada dasarnya, kalau kita mau membagi waktu kapan kita hidup, maka ada tiga masa yang kita alami; masa lalu, sekarang dan masa depan. Ketiganya tentu punya hubungan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Selalu ada saja yang kita alami pada ketiga masa itu.

Masa lalu yang menjadi bagian kenangan dalam hidup kita, selalu saja menghadirkan banyak kenangan; suka, duka, sedih, tawa, baik, buruk dan banyak hal lagi yang pasti terjadi pada masa lalu kita. Peristiwa yang tidak mengenakkan hati, pasti selalu ingin kita lupakan, ingin kita buang jauh-jauh dari ingatan kita. Sementara kebahagian-kebahagian yang pernah kita kecap, pasti selalu ingin kita ulangi, ingin kita rasakan kembali. Tapi jangan lupakan, bahwa terkadang masa lalu yang pada waktu itu tidak baik, yang menyakitkan pun, ketika kita mengingatnya kembali, justru akan membuat kita tertawa. Sedangkan kenangan manis, tak selamanya menjadi manis ketika kita mengingatnya, mungkin saja ia akan menyakitkanketika mengingatnya. Satu hal yang terpenting adalah jangan menyesal dengan apapun yang kita lakukan pada masa lalu kita. Tidak ada yang perlu kita sesali, sekalipun itu adalah kesalahan. Karena dalam kesalahan, selalu ada pembelajaran dan proses pendewasaan.

Masa depan yang kita nantikan, yang kita impikan, janganlah terlalu kita harapkan. Harapan yang berlebih pada masa depan, pada hari esok hanya akan membuat kita merasa terbebani
untuk menjalani kehidupan kita saat ini. Harapan berlebih pada masa yang akan datang hanya akan membuat kita khawatir seandainya kita gagal mewujudkan harapan tersebut. Janganlah terlalu berharap pada masa depan; masa depan itu masih misteri, bukan sesuatu yang pasti. Bukan, saya tidak melarang anda untuk mempunyai harapan, tapi hanya mengingatkan untuk tidak terlalu berharap pada masa depan.

Hal yang terpenting dalam hidup adalah menjalani sebaik-baiknya detik di mana kita bernafas, detik di mana kaki kita pijakkan di atas bumi. Saya masih yakin, selama nafas pemberian Tuhan ini kita pergunakan sebaik-baiknya pada saat ini, maka tidak ada yang perlu kita khawatirkan dalam menghadapi esok hari yang masih menjadi misteri; esok hari yang belum pasti.

Tak perlu menyesali masa lalu, biarkan ia tetap begitu. Petiklah pembelajaran yang ada dari masa lalu itu dan tak perlu khawatirkan masa depan karena ia bukanlah sebuah kepastian. Cukup jalani dan beri makna sebaik-baiknya pada nafas yang Tuhan berikan pada saat ini, maka hidup akan baik-baik saja.


 
posted by elchecago at 4:21 PM | Permalink | 4 comments
Tuesday, September 02, 2008
Bulan (Puasa) Yang Aneh
Bulan September biasanya masih musim panas dan gerah, tapi September kali ini lain; panas tapi angin cukup kencang dan dingin, apalagi di malam hari. Sejak beberapa hari kemarin, setiap malam saya selalu kedinginan ketika tidur. Cuaca saya rasa benar-benar berubah sejak tanggal 1 kemarin, ketika jam kembali diputar karena menyesuaikan dengan datangnya bulan Ramadhan.

Angin yang cukup dingin seperti ini pada tahun-tahun sebelumnya baru datang di akhir September atau mulai bulan Oktober. Tapi saya merasa aneh ketika jam diputar di awal bulan kemarin; cuaca panas berganti menjadi dingin dan angin cukup kencang. Saya tidak sedang menggerutu, justru saya sedang bersyukur dengan perubahan cuaca ini; cuaca yang (agak) dingin cukup membuat nyaman dalam menjalankan ibadah puasa. Saya tidak dapat membayangkan seandainya puasa di bulan September ini tetap dalam cuaca yang panas seperti tahun-tahun sebelumnya dan jam tidak dirubah; puasa dari jam empat pagi dan berbuka pada jam delapan..!!!.

Saya masih belum menemukan jawaban kenapa cuaca tiba-tiba berubah menjadi dingin padahal masih awal September; apakah karena jam diputar demi menyesuaikan dengan puasa lalu cuaca ikut berubah ataukah pemerintah sudah tahu bahwa cuaca akan dingin pada bulan September sehingga jam dirubah...? Yang jelas, semua itu takkan lepas dari campur tangan-Nya Yang Maha Kuasa. Ah, benar-benar bulan puasa yang aneh...






* postingan yang mengendap dari tanggal 1, mencoba menunggu perubahan cuaca tapi ternyata tetap sama; dingin...
 
posted by elchecago at 11:50 PM | Permalink | 1 comments